Langsung ke konten utama

Postingan

DI HARI WISUDA

Bagaimana perasaan kalian jika hanya punya beberapa hari terakhir untuk melihat orang yang selama ini kalian kagumi. Apa kalian langsung menyatakan perasaan kagum kalian yang ternyata adalah sebuah rasa suka dan cinta? Yap. Itulah perasaan yang sedang aku rasakan. Aku bingung dan tidak tahu sejak kapan rasa kagumku berubah menjadi rasa suka. Sepertinya mungkin sejak awal aku mengenalnya. Aku masih ingat waktu dimana aku bertemu dan tahu namanya. Pukul tujuh sepuluh menit lagi menjelang jam delapan. Aku sedang berlari dari parkiran menuju gedung rasio di bagian arah timur kampus. Gedung perkuliahan pertamaku setelah menyandang status menjadi mahasiswa baru setelah menyelesaikan masa ospek. Gedung itu tidak terlalu jauh dari parkiran tapi tidak juga dekat. Rasanya sepuluh menit waktu yang tersisa tidak akan membantu untuk sampai tepat waktu di dalam kelas. Tepat setelah aku menjejaki kaki ke anak tangga pertama di depan gedung rasio, dia juga. Aku masih ingat di saat yang sama ketika sed
Postingan terbaru

#Poem

Jika Aku Puisi Jika aku adalah puisi Maka aku bagian dari tiap kata yang tercipta.  Kata yang baitnya bisa indah namun bisa juga gundah.  Sebisa mungkin aku ingin jadi diksi sempurna dalam sekali baca.  Meski tak ada hal yang dapat menggambarkan kesempurnaan kata yang kadang mengambang-ambang untuk dapat di cerna.  .  .  . 

#Poem

Karna Aku Karna aku tumbuh dalam ketidak apa-apaan, rasa lelah seperti tak pantas untuk dikeluhkan.  Meski pisau kehidupan menyayati habis kulit bahagiaku, sedih tak pernah bisa membuat air mata jatuh dibiarkan.  Sebab tumbuh dalam ketidak apa-apaan__aku harus menyembuhkannya tanpa meminta banyak harapan.  #KarnaAku

#Poem

Juni Pada Juni-nya aku Terimakasih telah mengukir waktu penuh cerita. Meski itu Jun, meski kau tak memberi wangi bak bunga mawar, tapi kau mekar bagai bunga cosmos yang penuh warna. Mengawali dan mengakhiri penuh hari tanpa keraguan. Jun, sekali lagi, terimakasih. 

#Poem

Aku tidak tahu sejauh apa aku akan bertahan.  Pastinya aku akan berusaha menghabiskan waktu sebaik yang aku punya.  Menikmati berbagai makanan favorit dan tempat-tempat indah yang belum terjamahkan. Serta menatap senja pantai yang sampai saat ini belum kian terlaksana.  Bertemu seseorang dalam ikatan sempurna tanpa lepas selamanya.  Biarkan. Biarkan itu tergapai dulu. Beri waktu yang banyak untuk aku dapat menikmatinya Tuhan. Berikan akal dan sehat agar aku tak pergi tanpa undangan dari-Mu.  Biarkan. Biarkan itu tergapai dulu. 

#Cerpen

  Di Pojok Rak Buku Aku menelusuri rak di sepanjang toko buku ini. Bukan karna sedang memilah judul komik apa yang paling pas untuk aku beli, melainkan untuk bertemu dengan seseorang yang selalu ada tiap kali aku membeli buku. Waktu itu seperti biasa aku mencari koleksi komik terbaru favoritku. Saat sedang asik meneliti sepanjang rak khusus komik anime itu seorang perempuan menabrak keras bahuku. "Maaf aku gak sengaja" Karna terlanjur emosiku hampir naik aku buru-buru menepis tangannya yang baru saja terangkat untuk meminta maaf. "Gak papa" Ucapku ketus. Hari itu moodku memang sedang buruk jadi untuk memperbaikinya aku sengaja datang ke toko buku di saat jam sekolah. Yap bolos. Makanya saat merasa terganggu begini aku langsung begitu kesal. Wajahnya berubah semakin merasa bersalah waktu melihat ke refleksan-ku. Sebelum pergi dia mengucapkan maaf lagi kepadaku. Itu pertemuan pertama aku dengan gadis itu. Namun seminggu setelah itu aku kembali mendatangi toko buku

Anna, Pt. 4

Menjadi Dekat Hampir setengah hari dari hari ini telah aku habiskan di tempat kerja. Ketika nada dering telponku berbunyi memberikan suara seseorang dari seberang.  "Ann, hari ini pulang jam berapa? " Ucap suara di seberang.  "Hmm bentar lagi. Ada ap... " Tuttttt. Sedetik kemudian sudah dimatikan begitu saja. Aku hanya mengernyitkan sebelah dahiku menatap nama seseorang yang baru saja menelpon sebelum akhirnyaku tinggal lagi untuk menghabiskan pekerjaan terakhirku saat ini.  "Loh As? Kenapa? "  Baru saja keluar pintu meninggalkan cafe tempat kerjaku itu. Aku mendapati Aska tengah mengambil nafas sambil terengah-engah.  "Nahh pas kan. Gak telat" Ucapnya setelah nafasnya kini mulai teratur. Aku hanya tersenyum.  "Memangnya kenapa? " Tanyaku lagi.  "Yuuk jalan ke taman" Aku hanya tersenyum kemudian kami pergi meninggalkan cafe tempatku bekerja.  *** "Ann, kali ini aku benar-benar bakal jadi teman sekaligus pahlawan kamu. Ja